Perempuan adalah Tiang Negara

International Women Day (IWD), tepatnya dengan tanggal 8 Maret 2021, kali ini bukan seperti hari perempuan biasanya, Namun momentum kali ini bisa dikatakan momentum paling luar biasa dikarenakan menarik.

Pertanyaannya hal apa yang membuat Hari Internasional Women Day (IWD), ini menarik..??. Jawaban adalah Temannya yakni Choose to Challenge.

Tema yang ditetapkan kali ini sangat fenomenal. Choose to challenge (memilih untuk menantang) artinya perempuan harus kuat untuk menentang ketidakadilan, kekerasan, intimidasi dan kekuasaan yang zolim.

Perempuan adalah tiang negara, maju mundurnya suatu negara ditentukan seberapa kuatnya eksistensi  perempuan (wanita), itulah kalimat yang di utarakan oleh sang proklamator Bangsa Indonesia yaitu bung karno.

Perempuan sama seperti laki-laki, adalah manusia seutuhnya dan bisa melakukan apa yang mereka kehendaki sesuai kemauannya. Perempuan bisa kuliah, bisa latihan silat, bisa bermain bola (walaupun belum muncul di media bola perempuan) dan juga perempuan bisa mendaki gunung.

Perempuan seharusnya bukan sekedar perempuan dapur lagi, Perempuan juga seharusnya bukan yang anggun lagi, perempuan juga tidak boleh lemah gemulai lagi, Perempuan seharusnya sudah mulai bergerak hingga menjadi yang terdepan untuk setara dengan laki-laki bahkan melebihi pun boleh.

Perempuan sekarang harus membuktikan bahwa yang dikemukakan Sang filsuf yunani plato yakni; Ia sangat bersyukur dan menyembah para dewa/dewi bahwa ia terlahir bukan sebagai wanita namun sebagai lelaki karena, wanita merupakan budak para lelaki, itu salah..!!

Buktikan bahwa Kesetaraan gender merupakan konsep yang mengkiprahkan bahwa kedudukan perempuan setara dengan laki-laki. Sehingga perempuan (wanita) seharusnya tidak pernah disalahkan dan diperbudak oleh kaum laki-laki.

Baru-baru ini, Dunia telah menyaksikan seorang gadis perempuan muda revolusioner yang bernama "Ma Kyel Sin".
Ia adalah putri tunggal seorang tukang cukur di kota mandalay, Umurnya yang masih terhitung muda 19 tahun, yang di tembak oleh militer Myanmar saat melakukan Demonstrasi untuk memperjuangkan keadilan ditengah keserakahan dan kebencian kudeta Myanmar.

Di Indonesia Sendiri pada tahun 1900-an, pikiran-pikiran R.A. Kartini, terutama himbauan dari tiga bersaudara Kartini dalam koran De Locomotief di Semarang, memberikan pengaruh besar pada lahirnya organisasi perempuan atau gerakan perempuan di Indonesia.

Bukankah ini sudah bisa menjadi bukti bahwa perempuan itu bisa, bahwa perempuan itu berani, bahwa perempuan senantiasa tidak diterbelakangkan lagi. Buanglah tradisi yang menganggap kaum hawa, tidak dapat berdiri sendiri, yang menganggap hidupnya bergantung pada kaum adam. 

Singkirkanlah dan mulai bergerak dan bersuara menentang kekerasan, perbudakan, pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan dan penzoliman atas perempuan.

Merdeka...!!!

Komentar

  1. Gambaran tentang perjuangan Perempuan di Indonesia tdk ada ? .🙄..Memangya tdk ada Pejuang Perempuan Indonesia? 🤔

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kota Kefamenanu